8:24 PM
Unknown
ADVERTISME
KETAHUI JANTUNG BERMASALAH LEWAT NAPAS. Gagal jantung atau berhentinya fungsi jantung seringkali menyebabkan kematian secara mendadak jika tak ditangani dengan cepat. Beruntung sekelompok peneliti mengklaim menemukan sebuah cara sederhana dan cepat untuk mendeteksi risiko gagal jantung pada pasien hanya dari napasnya.
Secara khusus peneliti menganalisis kandungan napas pasien yang disebut dengan volatile organic compounds (VOC). Dengan menganalisis VOC tersebut, peneliti mengaku sejauh ini metode yang mereka temuan ini mampu mendiagnosis risiko gagal jantung pada pasien yang baru saja diopname dengan akurasi mencapai 100 persen.
"Setiap individu memiliki 'jejak' napas yang berbeda antara satu orang dengan yang lain, tergantung pada apa yang terjadi pada tubuhnya. 'Jejak' itu dapat memberitahukan kepada kita segala aspek tentang pasien bersangkutan, termasuk apa saja yang memapari mereka dan penyakit apa yang mereka idap," terang ketua tim peneliti Dr. Raed Dweik dari department of pulmonary, allergy and critical care medicine, Respiratory Institute, Cleveland Clinic, AS.
"Itulah mengapa deteksi penyakit dengan analisis napas begitu menjanjikan karena metode ini bersifat non-intrusif sehingga tidak menimbulkan risiko apapun. Anda pun bisa melakukannya dimana saja, entah itu di klinik maupun rumah sakit," tambahnya.
Metode ini juga diklaim dapat memudahkan setiap orang untuk mengetahui risiko gagal jantungnya. Pasalnya, menurut US National Heart, Lung and Blood Institute, selama ini diagnosis gagal jantung harus mempertimbangkan sejumlah faktor seperti riwayat kesehatan, uji fisik agar tim dokter dapat mendengarkan detak jantung dan paru-paru pasien, termasuk pengecekan kaki dan perut pasien untuk memastikan apakah ada gejala penumpukan cairan pada organ-organ itu atau tidak.
Selain itu, tes darah dan penggunaan elektrokardiogram juga dapat memastikan risiko gagal jantung pada pasien.
Dalam studi ini, peneliti memastikan efektif tidaknya metode non-invasif untuk mengidentifikasi gagal jantung ini dengan cara mengumpulkan sampel napas 41 pasien yang telah diopname di Cleveland Clinic.
25 pasien diantaranya harus diopname di klinik karena didiagnosis dengan 'acute decompensated heart failure' sedangkan 16 pasien lainnya tidak menunjukkan gejala gagal jantung sama sekali namun pernah mengalami gangguan kardiovaskular lainnya.
Sampel napas tunggal partisipan diambil dari setiap pasien dalam kurun 24 jam setelah masuk klinik, begitu juga ke-36 pasien tambahan yang telah 'divonis' dengan acute decompensated heart failure sebagai perbandingan.
Dua jam setelah sampel napas dikumpulkan, keseluruhan sampel itu dianalisis menggunakan teknologi "mass spectrometry" untuk memindai kandungan molekuler dan kimiawi dari sampel-sampel tersebut. Sejumlah senyawa yang ditemukan dari sampel telah dipastikan berpotensi menjadi indikator gagal jantung.
Hasilnya menakjubkan, metode tes napas ini dapat mengidentifikasi seluruh pasien gagal jantung dengan tepat, bahkan cara ini benar-benar mampu membedakan antara kejadian gagal jantung dengan gangguan kardiovaskular lainnya.
"Teorinya, tes ini terbilang murah. Tapi tentu saja kami masih berada dalam proses sangat awal untuk menggali potensinya. Kami masih memerlukan banyak perbaikan agar metode ini dapat digunakan secara luas," tutupnya Dweik seperti dilansir dari health24.
0 comments:
Post a Comment