Friday, April 19, 2013

Alasan Mobil Pribadi Masih Di Subsidi Pemeritah

ADVERTISME
Alasan Mobil Pribadi Masih Di Subsidi Pemeritah - Pemerintah masih belum berniat untuk mencabut seluruh subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk pemilik mobil pribadi.

Sehingga kebijakan terbaru, rencananya orang kaya masih mendapat subsidi BBM Rp 3.000/liter dengan harga beli BBM premium khusus Rp 6.500/liter, sedangkan motor dan angkot akan masih Rp 4.500/liter. Saat ini harga BBM premium tanpa subsidi (keekonomian) mencapai Rp 9.500/liter.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan ada beberapa pertimbangan sehingga pemerintah lebih memilih untuk menaikan harga ketimbang mencabut subsidi BBM seluruhnya terhadap orang kaya.

"Ya ini bertahap karena kita anggap ada orang yang menjual motor dan nyicil mobil," ujar Hatta saat ditemui di Nusa Dua Convention Center Bali, Jumat (19/04/2013).

Ia juga mempertimbangkan daya beli masyarakat yang bisa saja terpengaruh jika subsidi BBM dicabut secara keseeluruhan."Kita lihat seberapa besar daya beli dan kemampuan kita karena prinsipnya subsidi harus dialihkan ke subsidi langsung bukan ke harga," katanya.

Sampai saat ini pemerintah masih mempertimbangkan angka kisaran kenaikan harga yang akan diberlakukan khusus pemilik mobil plat hitam. Menurut Hatta kenaikan harga Rp 2.000/liter dari harga BBM premiun Rp 4.500 masih sebatas wacana dan belum menjadi keputusan final.

"Harga Rp 6.500/liter itu kisarannya lah. Ini belum keputusan. Tetapi kalau ongkos transport dan harga-harga tidak ada alasan untuk naik karena harganya tetap karena kita tidak naikkan harga pada angkot dan motor tetapi kalau mobil plat hitam ya mampu lah mereka apalagi naik hanya Rp 2.000. Jadi tidak dicabut untuk subsidinya hanya dikurangi," tukasnya.

Untuk itu, kenaikan harga BBM khusus mobil plat hitam semata-mata hanya untuk menghemat dan mengurangi angka defisit. Jika tidak dilakukan bukan tidak mungkin konsumsi tahun 2013 akan jebol melebihi Rp 300 triliun.

"Tentu saja kalau ini tidak besar karena digunakan hanya dari sisi penghematan saja. Hanya Rp 21 triliun sedangkan untuk penghematan belanja tidak mengikat itu Rp 34 triliun dan angka ini adalah penghematan defisit. Jika tidak dilakukan maka akan terjadi pembengkakan konsumsi energi melebihi Rp 300 triliun atau sama dengan 3,8% dari defisit. Kalau kita tekan di angka 3,4% maka dana penghematan itu adalah dana yang akan mengurangi defisit. Jadi space-nya memang tidak besar," katanya.

 Demikianlah AlasanMobil Pribadi Masih Di Subsidi Pemeritah

0 comments:

Post a Comment