Saturday, January 5, 2013

KISAH GUNUNG KRAKATAU DI KITAB RAJA PURWA, Ledakannya Mengguncang Dunia

ADVERTISME
KISAH GUNUNG KRAKATAU DI KITAB RAJA PURWA, Ledakannya Mengguncang Dunia. Seluruh dunia terguncang hebat, dan guntur menggelegar, diikuti hujan lebat dan badai, tetapi air hujan itu bukannya mematikan ledakan api Gunung Kapi, melainkan semakin mengobarkannya; suaranya mengerikan; akhirnya Gunung Kapi dengan suara dahsyat meledak berkeping-keping dan tenggelam ke bagian terdalam dari bumi," demikian sepenggal isi Kitab Raja Purwa yang dibuat pujangga Jawa dari Kesultanan Surakarta, Ronggowarsito. Salinan kitab itu masih tersimpan rapi di Perpustakaan Nasional, Jakarta.
Kitab itu diterbitkan tahun 1869 atau 14 tahun sebelum letusan Krakatau. Penyebutan Gunung Kapi tak banyak dikenal pada periode itu sehingga tulisan Ronggowarsito membingungkan banyak kalangan. Namun, deskripsi berikutnya dalam buku itu semakin mirip dengan peristiwa tsunami saat Krakatau meletus pada 1883, "Air laut naik dan membanjiri daratan, negeri di timur Gunung Batuwara sampai Gunung Raja Basa dibanjiri oleh air laut; penduduk bagian utara negeri Sunda sampai Gunung Raja Basa tenggelam dan hanyut beserta semua harta milik mereka."
Penggambaran Ronggowarsito ini mengusik kesadaran Gegar Prasetya, ahli tsunami dan kelautan. "Apakah tulisan Ronggowarsito ini semacam ramalan atas peristiwa akan datang (letusan Krakatau 1883) atau dia menggambarkan peristiwa letusan Krakatau di masa silam?" kata Gegar.
Mantan peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini menemukan naskah Ronggowarsito saat melakukan penelitian di perpustakaan Universitas Leiden (Belanda) untuk menyelesaikan program doktoral. "Saya membaca buku Ronggowarsito yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Padahal, aslinya beraksara dan berbahasa Jawa. Sebagai keturunan Jawa, hal ini sebenarnya memalukan," kata dia.
Dari catatan Ronggowarsito yang penuh misteri ini, akhirnya Gegar berkeyakinan bahwa Krakatau pernah meletus sebelum tahun 1883. Apalagi di buku edisi kedua yang diterbitkan pada 1885 atau dua tahun setelah letusan Krakatau, Ronggowarsito menulis penanda tahun dan deskripsi lokasi Gunung Kapi yang bisa dipastikan adalah Krakatau, " ...di tahun Saka 338 (416 Masehi) sebuah bunyi menggelegar terdengar dari Gunung Batuwara yang dijawab dengan suara serupa yang datang dari Gunung Kapi yang terletak di sebelah barat Banten modern (sumber:kompas.com)

0 comments:

Post a Comment